JENIS, PERSEBARAN DAN DAMOAK BENCANA TERHADAP KEHIDUPAN
1. BENCANA ALAM
Bencana alam adalah fenomena yang disebabkan oleh suatu aktivitas alam. Bencana alam meliputi tanah longsor, tsunami, kekeringan, gempa bumi, kebakaran hutan, gunung meletus, banjir, dan puting beliung. Berikut akan diuraikan karakteristik dari masing-masing bencana tersebut:
A. Banjir
1. Jenis dan Pengertian Banjir
Banjir adalah peristiwa berlimpahnya air yang meluap hingga meluap ke daratan, yang biasanya kering, akibat curah hujan yang tinggi, lelehan salju, atau masalah lain yang mengakibatkan air tak dapat diserap dengan cepat oleh tanah atau dialirkan oleh saluran air yang ada. Banjir bisa terjadi secara tiba-tiba atau secara bertahap.
Ada beberapa jenis banjir, termasuk:
-
-
-
-
Banjir Luapan Sungai: Terjadi ketika debit sungai meluap melewati batas normalnya.
-
Banjir Luapan Laut / Rob: Disebabkan oleh naiknya permukaan laut, sering kali akibat badai, gelombang pasang, atau kerusakan ekosistem pesisir.
-
Banjir Genangan: Terjadi ketika air menggenangi daratan rendah akibat hujan lebat.
-
Banjir Bandang: Banjir yang sangat kuat dan mendadak, seringkali disertai longsor, yang merusak segalanya di jalur alirnya.
-
-
-

Gambar 2.1. Bencana Banjir di Sumatera Barat
Sumber: BNPB
2. Persebaran Banjir
Mayoritas wilayah di Indonesia memiliki potensi bencana banjir. Potensi banjir dapat disebabkan oleh curah hujan yang tinggi dan keberadaan rawa-rawa seperti di Papua bagian selatan. Namun tidak hanya dari faktor fisik yang menyebabkan banjir, faktor dari aktivitas dan kesadaran manusia juga menjadi penyebab terjadinya banjir.
Daerah yag sering mengalami banjir adalah DKI Jakarta, Jawa Tengah, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Kalimantan, dan Gorontalo

Gambar 2.2. Peta Prakiraan Daerah Potensi Banjir Indonesia Tahun 2021
Sumber: BMKG
3. Dampak Banjir
Berikut beberapa dampak negatif dari banjir yang memengaruhi kehidupan manusia.
-
Kerusakan jalan raya, bangunan, jembatan, sistem selokan, kanal, dan sarana prasarana lainnya.
-
Terjadi masalah kesehatan (wabah penyakit) akibat air kotor dan kesulitan persediaan air bersih.
-
Bidang pertanian mengalami kerugian (gagal panen), kerusakan spesies tertentu, dan kelangkaan barang yang mendorong kenaikan harga.
Berikut beberapa dampak positif dari banjir yang memengaruhi kehidupan manusia.
-
Lapangan kerja baru pada bidang transportasi. Banyak orang yang membutuhkan sarana transportasi air sehingga dapat meningkatkan kreativitas dalam menciptakan sarana transportasi air.
-
Mempermudah sosialisasi terkait penghijauan dan kepedulian lingkungan
B. Tanah Longsor
1. Pengertian Tanah Longsor
Tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak kebawah atau keluar lereng. Proses terjadinya tanah longsor diawali oleh air yang meresap ke dalam tanah akan menambah bobot tanah. Jika air tersebut menembus sampai ke tanah kedap air yang berperan sebagai bidang gelincir, maka tanah menjadi licin dan tanah pelapukan diatasnya akan bergerak mengikuti lereng dan keluar lereng.

Gambar 2.3. Lahan Terdampak Longsor di Kec. Sukajaya, Bogor
Sumber: Liputan 6
2. Persebaran Tanah Longsor
Tanah longsor merupakan salah satu bencana yang kerap terjadi di negara kita. Banyak wilayah Indonesia yang berpotensi mengalami bencana tersebut seperti Kabupaten Bogor, Cianjur, Bandung, Purwakarta, Sukabumi, Tegal, Purbalingga, dan Sumedang. Potensi bencana tanah longsor terjadi karena beberapa faktor, yaitu topografi wilayah yang bergunung-gunung dan berbukit-bukit dengan lereng yang terjal, daerah dataran tinggi, curah hujan yang tinggi/ekstrim, dan endapan tanah remah.
Salah satu bencana longsor di Indonesia yang sering terjadi yaitu pada tahun 2016. Sebanyak 612 kali tercatat bencana ini di tahun 2016. Contohnya di Purworejo yang menyebabkan puluhan korban jiwa. Pada tahun 2017, tanah longsor di Ponorogo mengakibatkan korban jiwa yaitu 17 orang luka- luka, dan 28 orang diprediksikan tertimbun.

Gambar 2.4. Peta Prediksi Gerakan Tanah (Longsor) per 8 Maret 2018
Sumber: theconversation.com
3. Dampak Tanah Longsor
Beberapa dampak negatif dari tanah longsor yang memengaruhi kehidupan manusia sebagai berikut:
-
Sanitasi lingkungan menjadi buruk,
-
Harga jual tanah menurun, dan
-
Infrastruktur di lokasi tanah longsor rusak, jalur transportasi terputus, dan perekonomian tersendat.
Terdapat beberapa dampak positif dari tanah longsor yang memengaruhi kehidupan manusia.
-
Kondisi tanah akan menjadi gembur, terjadi perubahan tekstur tanah, dan mempercepat terjadinya proses peleburan batu dalam tanah.
-
Masyarakat sadar pentingnya menjaga keseimbangan lingkungan hidup dan melestarikan hutan.
-
Munculnya motivasi atau penelitian oleh ahli geologi dan masyarakat tentang penyebab dan pencegahan tanah longsor.
C. Gempa Bumi
1. Pengertian Gempa Bumi
Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari bawah permukaan secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi atau lempeng bumi. Selain itu gempa bumi juga bisa disebabkan oleh letusan gunung api.
2. Persebaran Gempa Bumi
Daerah di Provinsi Aceh, Sumatra Barat, pulau Jawa bagian selatan, Lombok, hingga Maluku sering dilanda getaran gempa. Beberapa tempat tersebut memiliki getaran gempa yang kuat bahkan kuat sekali, sehingga menimbulkan bencana gempa Bumi.
Beberapa gempa bumi yang terjadi di Indonesia antara lain gempa bumi pada tanggal 5 Agustus 2018 (Magma Indonesia, 2018), dengan magnitudo 7,0 dan kedalaman 15 km. Gempa bumi ini menimbulkan kerusakan berat di Lombok. Selain itu, pernah terjadi gempa bumi berkekuatan 7,4 SR di kota Palu pada 28 September 2018. Gempa bumi ini diikuti likuifaksi dan tsunami dengan ketinggian sekitar 6 meter. Lebih dari 2.000 jenazah telah ditemukan. Pada tanggal 26 Desember 2004, terjadi gempa bumi di Aceh yang pusat gempanya berada 250 km di tenggara Banda Aceh. Dampak gempa ini sangat dahsyat karena diikuti dengan tsunami yang mengakibatkan korban jiwa sebanyak 227.900 orang.
Gambar dibawah menunjukan bahwa mayoritas wilayah Indonesia memiliki risiko gempa bumi. Bagian selatan Indonesia (Nusa Tenggara, Sumatra, Jawa) memiliki risiko yang tinggi. Selanjutnya, Sulawesi bagian utara, Ambon, dan Papua bagian utara juga memiliki risiko yang sama tingginya. Ancaman ini dikarenakan adanya lempeng-lempeng kecil di daerah utara seperti Lempeng Filipina. Pulau Jawa bagian tengah, Maluku, dan Sumatra bagian tengah masuk pada zona ancaman sedang. Pulau Kalimantan memiliki ancaman rendah karena jauh dari perbatasan dan pertemuan lempeng.

Gambar 2.5. Peta Indeks Ancaman Bencana Gempa Bumi di Indonesia
Sumber: BNPB
3. Dampak Gempa Bumi
Beberapa dampak negatif dari gempa bumi yang memengaruhi kehidupan manusia ialah sebagai berikut:
-
Jaringan transportasi dan komunikasi terganggu, serta banyak bangunan dan fasilitas umum menjadi rusak,
-
Munculnya rekahan (patahan), longsoran, dan luncuran tanah yang dapat terjadi bersamaan dengan gempa,
-
Air bawah tanah dapat mengalami perubahan yang disebabkan oleh sesar atau guncangan, dan
-
Memicu timbulnya tsunami apabila gempa bumi berkekuatan besar dan berasal dari laut dangkal.
Beberapa dampak positif dari gempa bumi yang memengaruhi kehidupan manusia ialah sebagai berikut:
-
Dapat memberikan gambaran tentang apa yang terjadi di bawah tanah sehingga membuat ekstraksi minyak dan gas lebih efisien,
-
Memberikan informasi tentang struktur bumi misalnya, ruang magma guna memonitor aktivitas gunung berapi, dan
-
Memberikan informasi tentang struktur internal bumi. Dengan mengukur waktu yang diperlukan gelombang seismik untuk melintasi bumi maka dapat memetakan struktur bumi.

Gambar 2.6. Dampak Gempa Bumi di Lombok
Sumber: Shutterstock
D. Kekeringan
1. Pengertian Kekeringan
Keadaan kelangkaan air dari sumber hujan pada periode tertentu, satu atau lebih musim penghujan, yang menyebabkan kekurangan air di berbagai kegiatan, lingkungan, atau masyarakat tertentu disebut bencana kekeringan (UNISDR, 2019). Bencana alam ini terjadi secara perlahan, berlangsung lama hingga musim hujan tiba, berdampak sangat luas, serta bersifat lintas sektor (sosial, ekonomi, kesehatan, dan lain-lain). Di Indonesia kekeringan dikenal dengan sebutan kemarau yang ditandai dengan mengeringnya sungai, danau, waduk, dan hilangnya keanekaragaman hayati (Hermon, 2019).

Gambar 2.7. Bencana Kekeringan
Sumber: BNPB
2. Persebaran Kekeringan
Beberapa wilayah di Pulau Jawa saat bulan tertentu mengalami musim kemarau. Wilayah tersebut diantaranya yaitu Kabupaten Kebumen, Wonogiri, Tasikmalaya, Bekasi, Ciamis, Cianjur, Mojokerto, Trenggalek, dan Ponorogo. Pada bulan-bulan tertentu, sawah-sawah menjadi kering dan tak ada lagi air untuk tanaman/irigasi. Waduk dan sungai juga mengalami kekeringan. Warga di tempat tersebut mengalami kesulitan air bersih untuk minum, mandi, dan cuci.

Gambar 2.8. Peta Indeks Ancaman Bencana Kekeringan di Indonesia
Sumber: BMKG Jawa Timur
3. Dampak Kekeringan
Terdapat beberapa dampak negatif dari kekeringan yang memengaruhi kehidupan manusia.
-
Banyak tanaman mati karena tidak bisa mendapatkan sumber air untuk hidup.
-
Meningkatkan polusi karena tanaman sebagai agen yang memproses gas karbondioksida berkurang.
-
Sumber air bersih berkurang dan gersangnya tanah lahan.
Terdapat beberapa dampak positif dari kekeringan yang memengaruhi kehidupan manusia.
-
Kekeringan dapat mempercepat proses panen garam, meningkatnya kualitas panen buah-buahan, mempercepat proses penjemuran ikan asin, tingginya peluang untuk menanam palawija, dan terdapat potensi energi sinar matahari sebagai pembangkit listrik.
-
Keringnya genangan air membuat sanitasi menjadi lebih baik sehingga beberapa jumlah penyakit seperti diare menurun.
-
Jalur transportasi laut akan jarang menemui kendala dan perbaikan jalan aspal akan berjalan lancar.
E. Kebakaran Hutan dan Lahan
1. Pengertian Kebakaran Hutan dan Lahan
Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) adalah kondisi hutan dan lahan yang rusak dikarenakan api yang melanda kawasan tersebut sehingga berdampak merugikan di berbagai sektor. Suatu wilayah akan sangat rentan terjadi karhutla jika didukung adanya fenomena alam El Nino yang membuat curah hujan berkurang dan terjadi peningkatan suhu panas disertai angin (Zatul, 2021).

Gambar 2.9. Kebakaran Hutan di Kalimantan Tengah
Sumber: BNPB
2. Persebaran Kebakaran Hutan dan Lahan
Lahan dengan luas kurang lebih lima hektar terbakar di Desa Sungai Cabag Barat, Kabupaten Sukamara, Provinsi Kalimantan Tengah, Minggu (8/5/2022) pada pukul 14.00 WIB. Kebakaran lahan jenis tanah mineral dan vegetasi semak itu telah berhasil dipadamkan oleh tim gabungan dari Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukamara bersama TNI, anggota Polsek Pantai Luci, Manggala Agni dan Masyarakat Peduli Api (MPA) Desa Sungai Cabang Barat. Kebakaran hutan di Indonesia juga pernah terjadi sebelumnya pada tanggal 1 Januari 2019, kebakaran hutan melanda provinsi Riau. Kebakaran terjadi dalam tempo 8 bulan sampai 31 Oktober 2019, dan ditetapkan status siaga darurat. Hingga bulan September 2019 luas lahan yang terbakar di seluruh Riau sejumlah 6.425,39 hektare. Salah satu penyebab kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau adalah aktivitas masyarakat dalam mengolah lahan pertanian atau perkebunan dengan menggunakan metode tebas bakar (slash and burn).

Gambar 2.10. Peta Kebakaran Hutan dan Lahan di Indonesia
Sumber: BNPB
3. Dampak Kebakaran Hutan dan Lahan
Berikut beberapa dampak negatif dari kebakaran hutan yang memengaruhi kehidupan manusia.
-
Rusaknya ekosistem hutan, musnahnya flora fauna, mengganggu bidang transportasi penerbangan, berdampak pada pemanasan global dan perubahan iklim.
-
Asap yang ditimbulkan dapat menyebabkan penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), asma, penyakit paru obstruktif kronik, penyakit jantung, dan iritasi pada mata, tenggorokan dan hidung.
Berikut beberapa dampak positif dari kebakaran hutan yang memengaruhi kehidupan manusia.
-
Pasca kebakaran akan berdampak pada suburnya lahan. Kebakaran di kawasan gambut dapat mengurangi atau menurunkan keasaman.
-
Kebakaran lahan berdampak pada pembunuhan penyakit tanaman, serta dapat membersihkan fondasi tanah dari tanaman pengganggu.
-
Beberapa tanaman memerlukan adanya api seperti semak manzanita dan chamise. Tanaman tersebut memerlukan nyala api untuk proses perkembangbiakan biji.
E. Angin Puting Beliung
1. Pengertian Angin Puting Beliung
Angin puting beliung terbentuk akibat adanya awan Cumulonimbus (Cb) yang biasa ada selama musim penghujan. Diawali bertemunya udara dingin dengan udara panas, sehingga terjadi bentrokan dan membentuk puting beliung. Kuatnya arus udara naik ke atas di dalam awan juga menjadi penyebab utama. Air hujan yang masih tertahan oleh udara naik ini membentuk awan Cb yang berpotensi menimbulkan puting beliung.
Ciri-ciri bencana angin puting beliung diantaranya yaitu sering terjadi pada siang hari. Biasanya puting beliung terjadi di daerah dataran rendah. Bencana puting beliung belum dapat diprediksikan karena terjadi secara tiba- tiba (5-10 menit) pada skala lokal. Pusaran angin berbentuk seperti belalai gajah, dan jika kehadirannya berlangsung lama, maka lintasan yang dilaluinya mengalami kerusakan.

Gambar 2.11. Angin Puting Beliung
Sumber : BNPB
2. Persebaran Angin Puting Beliung
Pulau Jawa memiliki ancaman dari skala sedang hingga tinggi, sehingga memerlukan perhatian khusus. Beberapa peristiwa puting beliung yang pernah terjadi di Indonesia yaitu puting beliung di Desa Panguragan, Cirebon pada 30 Desember 2018. Se- lanjutnya pada 2 Januari 2021, tepatnya di Desa Selangit, Kecamatan Klangenan. Kabupaten Lampung Timur (Provinsi Lampung) pada 7 September 2021 juga dilanda bencana ini yang mengakibatkan rumah warga rusak ringan hingga berat.

Gambar 2.12. Peta Ancaman Angin Puting Beliung di Indonesia
Sumber : BNPB
3. Dampak Angin Puting Beliung
Berikut adalah beberapa dampak yang dapat disebabkan oleh angin puting beliung:
-
Kerusakan Struktural
Angin puting beliung dapat merusak atau bahkan menghancurkan bangunan dan struktur lainnya. Gedung, rumah, dan fasilitas lainnya dapat mengalami kerusakan serius atau bahkan roboh karena kekuatan angin yang tinggi.
-
Pohon Tumbang
Angin puting beliung dapat merobohkan pohon-pohon besar dan menyebabkan kerusakan pada vegetasi. Pohon yang tumbang dapat menimbulkan bahaya bagi keselamatan karena dapat merusak bangunan, kendaraan, atau bahkan menyebabkan cedera.
-
Bahaya untuk Kehidupan Manusia
Angin puting beliung dapat menyebabkan cedera fisik dan membahayakan kehidupan manusia. Benda-benda yang terbang akibat angin puting beliung, seperti pecahan kaca atau puing-puing, dapat menjadi ancaman serius bagi keselamatan.
-
Perubahan Topografi
Angin puting beliung dapat merubah topografi daerah yang terkena dampaknya. Melalui proses eroosi dan pemindahan material, angin puting beliung dapat membentuk atau mengubah lahan secara signifikan.
-
Kerusakan Lingkungan
Terjadinya angin puting beliung dapat mengakibatkan kerusakan pada lingkungan alam, termasuk hutan, dan ekosistem. Hal ini dapat mempengaruhi keberlanjutan lingkungan dan memerlukan waktu untuk pemulihan.
-
Gangguan Infrastruktur
Angin puting beliung dapat menyebabkan gangguan pada infrastruktur kritis, seperti jaringan listrik, saluran air, dan sistem transportasi. Ini dapat mengakibatkan pemadaman listrik, banjir, atau kerusakan pada jalan dan jembatan.
-
Dampak Ekonomi
Angin puting beliung dapat memiliki dampak ekonomi yang signifikan dengan merusak properti, menghancurkan tanaman pertanian, dan menyebabkan kerugian pada bisnis. Pemulihan dan perbaikan pasca-angin puting beliung juga memerlukan investasi finansial yang besar.
E. Tsunami
1. Pengertian Tsunami
Gelombang dari tengah laut yang menghantam wilayah pesisir dengan kecepatan lebih dari 900 km/jam disebut tsunami. Bencana ini diakibatkan oleh beberapa hal seperti letusan gunung api di laut, runtuhan di dasar laut, atau gempa bumi akibat pergerakan lempeng di dasar laut. Ketika gelombang laut tiba di muara sungai, pantai yang dangkal, atau teluk, maka kecepatannya akan menurun. Sedangkan kekuatan merusak dan ketinggiannya meningkat hingga puluhan meter (BNPB, 2017).

Gambar 2.13. Dampak Tsunami Palu
Sumber : Tribun Kaltim
2. Persebaran Tsunami
Sumatra bagian selatan, kepulauan Maluku, dan Papua bagian utara memiliki risiko tsunami yang tinggi berdasarkan peta indeks ancaman tsunami Indonesia. Ancaman risiko tsunami yang rendah berada di Jawa dan pegunungan Sumatra. Selain itu, risiko yang rendah juga ada di pulau Kalimantan.
Salah satu bencana tsunami yang diakibatkan aktivitas tektonik terjadi pada tahun 2006 di Pantai Pangandaran, Jawa Barat. Tsunami ini berawal dari gempa bumi berkekuatan 6,8 SR, dengan titik pusat gempa berada di kedalaman ≤ 30 km. Tsunami menerjang pantai selatan Jawa Barat seperti Cipatujah, Pangandaran, pantai selatan Cianjur, Cilauteureun, dan Sukabumi. Akibat bencana ini ratusan orang meninggal, hotel sepanjang pantai hancur, puluhan jiwa hilang, ratusan orang mengalami cedera, dan ratusan rumah hancur.
Beberapa tsunami yang terjadi di Indonesia meliputi: tsunami dengan ketinggian sekitar 6 meter di Palu pada 28 September 2018. Tsunami dipicu oleh gempa bumi dengan kekuatan 7,4 SR. Lebih dari 2.000 jenazah telah ditemukan (Lin & Henchke, 2018). Pada tanggal 3 Juni 1994, pernah terjadi tsunami setinggi 7 m di Banyuwangi. Tsunami dipicu oleh gempa bermagnitudo 5,9 dan kedalaman 33 km. Korban tewas lebih dari 264 orang dan 213 rumah rata dengan tanah (Arif & Putranto, 2019).

Gambar 2.14. Peta Persebaran Tsunami di Indonesia
Sumber : BNPB
3. Dampak Tsunami
Berikut beberapa dampak negatif dari tsunami yang memengaruhi kehidu- pan manusia.
-
Tsunami merusak apa saja yang dilaluinya, seperti sarana prasarana, tumbuh-tumbuhan, dan menimbulkan korban jiwa.
-
Tsunami menyebabkan gagal panen, menimbulkan genangan air, dan pencemaran air asin pada tanah maupun air bersih.
Berikut beberapa dampak positif dari tsunami yang memengaruhi kehidupan manusia.
-
Kita dapat mengetahui kekuatan konstruksi bangunan serta kelemahannya, dan melakukan perbaikan dalam konstruksi bangunan agar lebih kuat.
-
Dapat memberikan gambaran tentang apa yang terjadi di bawah laut dan aktivitas vulkanik di dalamnya.
-
Motivasi dan penelitian oleh ahli geologi tentang aktivitas vulkanik dan hubungannya dengan kebencanaan tsunami.
E. Letusan Gunung Berapi
1. Pengertian Letusan Gunung Berapi
Fenomena proses keluarnya magma dari dalam bumi berupa material cair dan padat ke permukaan bumi disebut bencana letusan gunung berapi. Material-material tersebut meliputi lahar, bom, awan panas, debu vulkanik, dan lapili. Fenomena ini ditandai adanya getaran gempa kecil, perubahan suhu yang meningkat, layunya tumbuhan di lereng gunung, bermigrasinya binatang, keringnya mata air, dan suara gemuruh yang sering terdengar (Sinaterjo, 2019)

Gambar 2.15. Erupsi Gunung Sinabung 2020
Sumber : TIMESINDONESIA
2. Persebaran Gunung Berapi
Menurut laporan evaluasi Kementerian ESDM pada tahun 2017, aktivitas gunung berapi di Indonesia ialah sebagai berikut:
-
Level awas (level IV) diantaranya yaitu G. Sinabung,
-
Level waspada (level II). Tercatat 15 gunungapi meliputi G. Kerinci, G. Lokon, G. Semeru, G. Karangetang, G. Ibu, G. Gamkonora, G. Gamalama, Sangeang Api, G. Anak Krakatau, G. Dukono, G. Bromo, G. Rinjani, G. Soputan, G. Rokatenda, dan G. Merapi, dan
-
Level normal (level I) kondisi ini menunjukkan belum adanya aktivitas vulkanik dan tidak ada korban jiwa dari wisatawan.
Indonesia memiliki banyak gunung berapi. Persebaran gunung berapi di Indonesia berhubungan dengan lokasi zona subduksi lempeng seperti Sumatra, Jawa, Nusa tenggara, Maluku, dan Sulawesi. Pulau Papua dan Kalimantan adalah pulau yang tidak dijumpai gunung berapi. Peta sebaran gunung berapi di Indonesia dapat dilihat pada Gambar 4.16.

Gambar 2.16. Peta Sebaran Gunung Api di Indonesia
Sumber : ESDM
3. Dampak Letusan Gunung Api
Beberapa dampak negatif bencana yang memengaruhi kehidupan manusia.
-
-
Tercemarnya udara dari abu vulkanik. Gas di dalamnya seperti sulfur dioksida, nitrogen dioksida, hidrogen sulfida, dan partikel debu lain yang dapat membunuh makhluk hidup.
-
Lumpuhnya berbagai kegiatan atau aktivitas manusia, rusaknya ekosistem, dan hancurnya berbagai bangunan.
-
Material letusan gunung berapi berpotensi menyebabkan penyakit seperti ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut).
-
Terdapat beberapa dampak positif bencana yang memengaruhi kehidupan manusia.
-
-
Tanah menjadi subur dikarenakan telah dilalui abu vulkanik gunung berapi. Abu vulkanik mengandung mineral primer yang memiliki kandungan nutrisi yang melimpah dan baik bagi tanah.
-
Tercipta mata pencaharian baru, yaitu penambang pasir dan bebatuan.
-
Terdapat geyser (sumber mata air panas) yang sangat baik untuk kesehatan kulit manusia.
-
2. BENCANA NON ALAM
A. Kegagalan Teknologi
1. Pengertian Kegagalan Teknologi
Kegagalan teknologi adalah semua kejadian bencana yang diakibatkan oleh kesalahan desain, pengoperasian, kelalaian, atau kesengajaan manusia dalam penggunaan teknologi dan/atau industri. Bencana teknologi terdiri dari tiga kelompok, yaitu: 1) kecelakaan industri. Contoh: tumpahan barang kimia, runtuhnya infrastruktur dari industri, ledakan, kebocoran gas, keracunan, dll.; 2) kecelakaan transportasi, seperti kecelakaan udara, jalan, atau air yang berhubungan dengan alat transportasi; 3) kecelakaan lainnya, seperti runtuhnya domestik. Contoh bencana kegagalan teknologi di Indonesia adalah jatuhnya pesawat Adam Air KI 574 pada 1 Januari 2007, selain disebabkan oleh cuaca buruk, jatuhnya pesawat juga disebabkan karena kerusakan pada alat bantu navigasi Inerīial Refierence Sysīem (IRS) dan kegagalan kinerja pilot dalam menghadapi situasi darurat.

Gambar Lumpur Lapindo
Sumber : KOMPAS.com
2. Kajian Bahaya
-
Pemetaan rute transportasi bahan bahan berbahaya
-
Inventarisasi dan pemetaan lokasi bahan‐bahan berbahaya serta
-
Peta zonasi daerah rawan bahaya pencemaran jika terjadi kecelakaan industri. Pemetaan jalur transportasi yang rawan kecelakaan berdasarkan catatan kejadian pada masa lalu.
3. Dampak Kegagalan Teknologi
-
-
Pabrik atau kendaraan pabrik maupun pegawai.
-
Penumpang atau penduduk serta bangunan di sekitarnya.
-
Cadangan pangan/tanaman pertanian , sumber air, flora dan fauna, di
-
Daerah sekitarnya (dapat mencapai ratusan kilometer dalam kasus seperti radioaktif serta polutan yang tersebar dari udara).
-
B. Kegagalan Modernisasi
1. Pengertian Kegagalan Modernisasi
Modernisasi adalah upaya yang bertujuan untuk menyamai standar yang dianggap modern, baik oleh rakyat maupun oleh elite penguasa (Rosana, 2015). Jadi kegagalan modernisasi dapat diartikan sebagai kegagalan masyarakat dalam mengejar ketertinggalan dari masyarakat paling maju yang hidup berdampingan dengan mereka dalam periode historis yang sama dalam lingkup masyarakat global.
2. Kajian Bahaya
-
Keberhasilan pelaksanaan pembangunan masyarakat sangat bergantung pada peranan pemerintah dan masyarakatnya.
-
Pembangunan hanya akan melahirkan produk-produk baru yang kurang berarti bagi masyarakat.
-
Pembangunan tidak akan berjalan baik dan teratur tanpa peran optimal dari pemerintah.
3. Dampak Kegagalan Modernisasi
Kemiskinan merupakan contoh dari bencana kegagalan modernisasi. Papua merupakan daerah termiskin di Indonesia dengan persentase 26,8%, daerah kedua Papua Barat dengan persentase 21,7%, dan NTT menempati urutan ketiga daerah termiskin di Indonesia dengan persentase 21,21%. Ketertinggalan pembangunan di berbagai sektor telah menempatkan suatu daerah mengalami kemiskinan dan tertinggal dari masyarakat yang paling maju. Ketertinggalan pembangunan di berbagai sektor membuat suatu daerah mengalami kemiskinan dan tertinggal dari masyarakat yang paling maju.
C. Wabah Penyakit
1. Pengertian Wabah Penyakit
Epidemi adalah suatu penyakit yang menyebar dengan cepat ke wilayah atau negara tertentu dan mulai memengaruhi populasi penduduk di wilayah atau negara tersebut. Contoh epidemi yang pernah terjadi di Indonesia yaitu flu burung (H5N1) pada tahun 2012 (Marcelina, 2021). Selain itu, wabah penyakit yang lebih meluas juga bisa menjadi bencana non alam yang kita kenal sebagai pandemi dimana wabah penyakit meliputi daerah geografis yang luas meliputi seluruh negara atau benua.
Salah satu contoh kasus bencana ini yaitu pandemi Covid-19. Secara global, negara terdampak Covid-19 sebanyak 226 negara, jumlah terkontaminasi 248.467.363 orang, dan jumlah meninggal sebanyak 5.027.183 orang. Data tentang Covid-19 di Indonesia, jumlah positif Covid-19 sebanyak 4.247.320 orang, jumlah pasien sembuh sebanyak 4.092.586 orang, dan jumlah meninggal sebanyak 143.519 orang (Wicaksono, 2021).

Gambar Kegiatan Vaksinasi Covid-19
Sumber : IPRAHUMAS
2. Kajian Bahaya
-
Pemetaan faktor risiko terjadinya wabah.
-
Pemetaan populasi berisiko.
-
Pemetaan potensi.
-
Sistim Kewaspadaan Dini (SKD).
-
Surveilans Epidemiologi.
3. Dampak Wabah Penyakit
Secara umum dampak dari wabah penyakit ini tidak mengancam sarana dan prasarana, tetapi hanya menyebabkan kerusakan atau kerugian berupa korban manusia dan perekonomian yang dijalankan oleh manusia.
2. BENCANA SOSIAL
A. Konflik Sosial
1. Pengertian Konflik Sosial
Sebagai gejala sosial, kerusuhan atau konflik sosial merupakan peristiwa yang seringkali tak dapat dihindari kejadiannya di masyarakat. Dalam kehidupan masyarakat, setiap individu atau kelompok mempunyai keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan, kekuasaan, prestise, maupun dukungan sosial yang mungkin berbeda satu dengan yang lain. Jika dalam suatu kondisi tertentu dihadapkan secara bersama, maka dapat menimbulkan konflik. Suatu kondisi huru-hara berlangsung, kerusuhan, perang, atau keadaan yang tidak aman di suatu daerah tertentu yang melibatkan lapisan masyarakat, golongan, suku, atau pun organisasi disebut kerusuhan atau konflik sosial (Badan Nasional Penanggulangan Bencana, 2020).

Gambar Tawuran Antar Pelajar di Jakarta
Sumber : TribunNews.com
2. Pengurangan Risiko Bencana
-
Hindari kumpulan kelompok yang sedang melakukan kegiatan demo, karena kegiatan tersebut akan memicu terjadinya kerusuhan.
-
Apabila melihat terjadinya kerusuhan sosial atau tindak kekerasan antar kelompok segera hubungi pihak yang berwajib (Kepolisian).
-
Saling menghargai antara demonstran dan aparat keamanan, agar tercipta situasi yang kondusif dan menghindari terjadinya kerusuhan sosial.
3. Dampak Konflik Sosial
-
Menyebabkan kerusakan bangunan
-
Menyebabkan korban jiwa
-
Menyebabkan korban secara psikologis
-
Terjadinya perpecahan antar kelompok
-
Terjadinya akomodasi, dominasi, bahkan penaklukan salah satu pihak yang terlibat pertikaian
B. Aksi Teror
1. Pengertian Aksi Teror
Aksi teror atau sabotase adalah semua tindakan yang menyebabkan keresahan masyarakat, kerusakan bangunan, dan mengancam atau membahayakan jiwa seseorang/banyak orang oleh seseorang atau golongan tertentu yang tidak bertanggung jawab. Bencana aksi teror atau sabotase pada suatu tempat tidak dapat diperkirakan karena hal tersebut terjadi secara tiba- tiba dan dalam waktu yang singkat (Badan Nasional Penanggulangan Bencana, 2020).
Beberapa aksi terorisme yang terjadi di Indonesia antara lain: 1) Bom Bali 2002, menjadi salah satu sejarah terorisme terbesar di Indonesia; 2) Bom Surabaya 2018, rangkaian peristiwa meledaknya bom di tiga tempat di Surabaya dan Sidoarjo; dan 3) Pengeboman Makassar 28 Maret 2021, sebuah ledakan bom yang terjadi di depan Gereja Katedral Makassar.

Gambar Teror Bom Katedral Makassar
Sumber : CNBC Indonesia
2. Pengurangan Risiko Bencana
-
Perkuat kolaborasi melalui pendekatan multipihak.
-
Rangkul kalangan muda, baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan RT/RW dengan dibantu tokoh agama dan tokoh masyarakat.
-
Perlu dicegah penyalahgunaan media sosial agar media ini tidak menjadi tempat yang subur bagi narasi-narasi intoleran dan ujaran kebencian.
-
Pendekatan keras (hard approach) melalui Detasemen Khusus 88 Anti Teror Kepolisian Negara Republik Indonesia (Densus 88 AT Polri) hingga kemudian menggunakan pendekatan yang lebih.
3. Dampak Aksi Teror
-
Menyebabkan kerusakan fisik
-
Menyebabkan kerusakan mental serta sosial masyarakat
-
Merusak sektor ekonomi
-
Merusak sektor pariwisata
lanjut kuyy
Setiap usaha yang kamu lakukan untuk belajar adalah investasi pada dirimu sendiri. Teruslah bersemangat, karena setiap pengetahuan yang kamu dapatkan membawa kamu lebih dekat pada impian dan tujuanmu
